Topik ini dianggap masih sangat relevan dengan kondisi siswa-siswi di Indonesia. Oleh karena itu, P5 kali ini bertujuan supaya siswa-siswi tidak seenaknya kepada teman yang lain ataupun mengolok-olok, karena dengan melakukan hal-hal seperti itu bisa menimbulkan atau memicu pertengkaran antara individu dengan individu atau individu dengan kelompok, serta dapat melibatkan keluarga korban yang tidak terima anak nya di-bully dan melaporkan hal tersebut kepada pihak berwajib.

Siswa-siswi SMP Negeri 2 Pare memulai kegiatan P5 dengan mengenali dan memahami apa itu perundungan atau bullying, lalu membuat kelompok berjumlah 6 orang. Setelah itu mereka mendiskusikan terkait isu perundungan dan dilanjutkan dengan melakukan presentasi. Pada hari berikutnya, siswa-siswi melanjutkan kegiatan berdiskusi untuk menemukan solusi terkait isu perundungan lalu mereka mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Pada sesi tanya jawab dan refleksi siswa-siswa dapat mendiskusikan isu-isu tersebut bersama fasilitator.
Sebagai wadah kreativitas sekaligus mengkampanyekan anti-bulliying, siswa-siswi membuat poster dan video pendek berdurasi 3 menit tentang bullying yang akan dipamerkan saat gelar karya. Para siswa terlihat bersemangat untuk membuat video pendek, ada yang bertugas membuat naskah, merekam, dan ada yang berakting. Mereka terlihat sangat bahagia dan berantusias.
Hari Sabtu adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua siswa, bahkan guru. Hal ini karena hari itu adalah agenda kegiatan panen karya P5. Acara gelar karya dimulai pukul 09.00 WIB, siswa-siswi berkumpul di area taman belakang. Siswa merasa mendapatkan kejutan karena bapak ibu guru menampilkan 2 video pendek tema bulliying yang terbaik dari setiap kelas. Siswa-siswi terlihat senang dan menikmati menonton video pendek dari kelas A-J. -Lavarina
No responses yet